Puluhan kilometer sepanjang muara, aliran sungai melebar hingga 520-an meter. Tak salah, kalau sungai ini disebut-sebut sebagai sungai terlebar di Indonesia.
Dalam bahasa suku Dani di Papua, mamberamo berarti air yang besar. Mambe = besar, ramo =air. Besarnya air yang mengalir di sungai ini, menurut penelitian mencapai 5.500 m kubik per-detik. Selain itu, terdapat lebih dari 35 lokasi yang cocok untuk lokasi pembangkit listrik.
Namun sayangnya, air yang berasal dari sungai-sungai di pegunungan Van Rees ini mengalir begitu saja ke muara di Tanjung D’Urville dan menyatu dengan Samudera Pasifik.
Di daerah aliran sungai, tinggal beberapa suku terasing yang hidup dari alam. Mereka menokok sagu untuk kebutuhan makan dan mencari ikan atau berburu binatang untuk lauknya.
Jumlah suku-suku terasing tidak diketahui pasti, karena mereka sulit dijumpai. Mereka umumnya hidup secara nomaden dari satu tempat ke tempat lain. Mereka mendirikan pondok sementara untuk menokok sagu. Sagu-sagu tersebut lalu dibawa untuk bekal perjalanan berburu binatang atau mencari ikan di sungai.
Bagi petugas pemerintah, misionaris, turis petualang, dan peneliti, Sungai Mamberamo merupakan satu-satunya jalan masuk ke jantung pedalaman Papua. Dengan menyewa perahu panjang dari kayu, mereka bisa menyusuri sungai dan bertemu dengan masyarakat terpencil yang sudah mendirikan kampung dan bercocok tanam.
Bagi para peneliti, daerah Mamberamo adalah surga bagi ilmu pengetahuan. Betapa tidak, di sini hutannya masih alami. Sehingga beberapa satwa endemik masih bisa ditemukan. Seperti, walabi kecil, tikus pohon kecil, buaya muara, dan ratusan jenis burung indah, seperti cendrawasih.
Sepanjang daerah aliran sungai, tumbuh hutan sagu yang sangat subur. Luas hutan sagu di daerah ini diperkirakan sekitar 300 ribu hektar.
Akan tetapi, pemerintah berfikir lain. Hutan sagu adalah sumber energi terbarukan yang menggiurkan. Karena dari sagu bisa diolah menjadi bahan bakar bio-etanol berkualitas tinggi yang bisa mendatangkan rupiah.
Seandainya hutan sagu ini dibabat, mau makan apa anak-anak suku terpencil di Mamberamo? Di mana pula mereka akan tinggal? Bagaimana pendapatmu?